Bandung malam, dingin, hujan, dan basah.
di jalan lampu-lampu kendaraan berpendar memberkas-berkas akibat terpantul air hujan yang jatuh.
di jalan pikiran yang mulai lelah melesat mendahului raga yang masih berlabuh.
Lucu, bagaimana pikiran yang lelah bisa terpisah dari raga nya.
melesat dan sampai di rumah.
*tiba-tiba hidung mendeteksi bau imajiner yang sangat familiar dan angan ikut bermain dengan visualisasi maya
bau sprei yang baru di ganti menyeruak,
bantal-bantal dakron empuk memanggil raga,
dan hawa dingin yang mengendap di dalamnya menambah nilai kenyamanan,
selimut hijau lumut yang hangat tertumpuk tidak rapi di sudut dan tetap hangat,
meringkuk di dalamnya dengan bantal-bantal empuk tadi menjadi cita-cita utama jangka pendek.
saya hanya mengantuk.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Totto-chan: Sebuah Ulasan
Segera setelah adegan terakhir Totto-chan membuka pintu kereta yang masih berjalan sambil menggendong adik perempuannya yang masih bayi, lal...

-
Cicing = anjing kasar (khahahahaha di bandung kan artinya diem, saya jadi kebayang, “Cicing siah!” berarti bisa berarti “Diem kamu!” atau “a...
-
too much to say leave a silence. what will tomorrow fells like without u, i wonder,, what will a small tiny caterpillar feels without it...
kiting...
ReplyDeleteHawa Bandung memang melenakan... terlalu keenakan di kasur jadi males berangkat kerja :D
ReplyDeletebandung mending dingin terus deh lebih indah, jangan jadi panas lagi...
ReplyDelete
ReplyDeleteditambah makan indome telor pake cengek mitch..heeeemmm..lapeeeeerrr
enak tuh kayanyaaaaa..slurrpp..kuahnya selai hangat wajib diseruput..
ReplyDelete
ReplyDeletemau mau mau mauuuuuuuuuu..
ya mamiii..tidur tidur tidurrrrr...mari mari..
ReplyDeletewah agak susah tu bar selama masih ada gw di bandung,,gw kan HOT gt..
ReplyDelete*berbicara sambil bawa-bawa kompor gas biar tetap hot layaknya avril Lavigne jaman dulu yang selalu bawa papan skate kmanamana biar jadi tomboi dan asik.