Rating: | ★★★★★ |
Category: | Movies |
Genre: | Other |
"Life isn't measured in minutes, but in moments"
itu tagline nya. bagus.
bercerita tentang seorang anak laki-laki yang lahir dalam kondisi fisik seseorang berumur 86 tahun, lengkap dengan katarak dan penyakit tua lainnya. dan seiring berjalannya waktu, bukan semakin tua, dia semakin sehat, dan semakin muda. namanya Benjamin.
"a man who is born in his eighties and ages backwards: a man, like any of us, who is unable to stop time"
menurut saya film ini bagus karena,
satu,
yes, i agree, life isn't measured in minutes but in moments. Benjamin yang siklus hidupnya terbalik dan dari kecil tinggal di rumah jompo banyak melihat proses kematian dan kehilangan. sekali dia berteman dengan seorang perempuan jompo yang mengajarkan dia main piano. begini sebuah pecakapan mereka:
Benjamin: What if i told u that i wasn't getting older. i was getting younger than anybody else.
the woman: well, i feel sorry for u. u have to see everybody u loved die before u do. u hold such a responsibility.
Benjamin kaget, dan berpikir,
"i never thought about life or death that way before"
melihat reaksi kaget Benjamin yang kaget atas respon nya, lalu perempuan ini bilang lagi,
"Benjamin, we meant to lose people we love. how else we know they important to us?"
dan line itu membuat saya berpikir, death itself was part of the life. seperti menjelaskan salah satu tema di film ghibli yang pernah saya tonton, "Tales of Eartsea", hidup itu justru jadi punya arti, dan berarti, karena ada kematian. atau kongklusi omongan cak nun ttg demokrasi dan kebebasan berpendapat yang pernah saya dengar di radio, "justru batasan itu yang kita butuhkan dalam kebebasan. karena tanpa batasan, maka kebebasan itu tidak akan ada artinya"
there is no such thing immortal, freedom. there is never really "no domination", there will always be. it sucks but in the same time it makes everything meaningful. semua yang ada di dunia jadi berarti dan punya arti karena semua punya batas, punya kapasitas.
dua,
Benjamin yang melihat banyak kematian akhirnya jadi berpikir untuk tidak menyia-nyiakan hidupnya. setelah perempuan yang mengajarkan dia main piano itu meninggal, dia berkemas dan pergi. it was 1936. dia pergi dengan alasan "I want to see"
tiga,
Queenie (Benjamin's mother): i know from the moment i saw u, u are special. remember what i told u?
Benjamin: u never know what's coming for u?
Queenie: that's right!
empat,
film ini bayak ngasih semangat untuk melakukan sesuatu dengan hidup lo. living the life. living ur life with live. menjalani hidupmu, dan hiduplah. good positive emotion to influence.
dan menjelang film habis, semakin Benjamin semakin tua umurnya tetapi semakin muda dan sehat fisiknya, dia memutuskan untuk meninggalkan keluarga kecil nya (untuk sebuah alasan yang kalo saya kasih tau akan jadi spoiler, sedih lah pokoknya, it's about father-daughter thingy) dan pergi berkeliling. he's traveling.
Benjamin, di suratnya untuk putrinya, semacam petuah buat anaknya (dan waktu surat ini dibacain, David Fincher menggambarkan perjalanan old-young Benjamin di India dengan warna film yang beda. cantik sekali :]. adegan dia di atas bukit menggosok gigi, anak-anak India di pinggir sungai atau danau, bengkel motor dengan montir-montir, berkendara motor dengan latar belakang jalanan yang paaanjang. cantik) :
"for what it's worth, it's never too late or in my case too early, to be whoever u wanna be. there's no time limit, stop whenever you want.
you can change or stay the same. there's no rule to this thing.
we can make the best for the worst time. i hope u make the best, darling. (and i weep already by this scene)
i hope u, see things as stall, yes.
i hope u, felt the things u never felt before.
i hope u need people with a different point of view.
i hope u live the life u proud of.
if u find that u not...i hope u have the strength to start all over again."
lima,
ditutup dengan kesimpulan. summary. dengan potongan-potongan adegan orang-orang yang penting di hidup Benjamin, disertai dengan deskripsi pendek tapi mengena. nice ending, nice summary, for the whole movie.
"some people were born to sit by a river. some get struck by lightning. some have ear for music. some are artist. some swim. some made buttons. some of shakespear. some a mothers. and some people...dance.
ah kamu...curi2 start nonton duluan...hiks....
ReplyDeletepinjam ya booooooo :D
film ini wajib ditonton...
ReplyDeletetp panjangnya itu gak tahannnnn
khahahaha, iyalah, penasaran, bisa bisa ga tidur kalo ga di tonton mba.
ReplyDeleteiya iya iyaaa harus tonton :]
ReplyDeleteiya si panjang, tapi baguuuusss. saya masih tahan, cuma kepotong sama tidur malem dan dilanjut di pagi hari, khaha
The Curious Case of Benjamin Sueb, gimana?
ReplyDeletenah kalo" The Curious Case of Benjamin Sueb" itu yang paling seru kasus Ratu Amplop, featuring Ratmi B29 :D
ReplyDeletehahahahhaha sial spoiler gini reviewnyaaaaa xD
ReplyDeleteYESSSS! :D
ReplyDeleteberhasil kalo gt gw nggun! kejebak lo!
HUA HA HA HA HA HA HA *tertawa khas villain
YESSSS! :D
ReplyDeleteberhasil kalo gt gw nggun! kejebak lo! khahahahahahaha.
ah sadis nih seprtinya, tapi kapan nontonnya ?
ReplyDeletediantara jam 1 pagi sampe jam 7 pagi gy, khehehehe
ReplyDeleteah tapi itu saat2nya gua bermain2 sama efek2 gitar kesayangan....
ReplyDelete