Marx menjawab bahwa kondisi eksistensi manusia menunjukkan kepada kita:
“[Manusia] dalam menghadapi substansi alam itu sendiri tampak sebagai suatu kekuatan alam. Ia menggerakkan kekuatan-kekuatan alam termasuk wujud jasmaninya, yakni lengan dan kaki, kepala, dan tangannya, guna mengapropriasi alam dalam bentuk yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupannya sendiri” (Habermas, Knowledge and Human Interest: 27-28).
Nama untuk apropriasi ini adalah kerja, yang merupakan suatu jenis kepentingan, “bebas dari semua bentuk masyarakat, suatu keharusan kekal dalam alam untuk menjadi perantara pertukaran materi antara menusia dengan alam. Dengan kata lain, ‘suatu kehidupan manusia’ (dikutip dalam Knowledge and Human Interest: 27). Sejauh ini, kepentingan tersebut seperti kepentingan setiap binatang, manusia atau bukan. Akan tetapi manusia mulai ‘membedakan diri dari binatang begitu mereka mulai memproduksi arti kehidupan’ (Habermas, Knowledge and Human Interest: 41). Ada berbagai kepentingan dalam produksi ini, dan bukan kepentingan konstruksi ideal pada sistem simbolik, dimana manusia mengunakan nalarnya.
“Itulah sebabnya,” Tulis Habermas,”kerja atau pekerjaan, bukan hanya sebuah kategori eksistensi manusia yang mendasar, melainkan juga sebuah kategori epistemologi.” (Habermas, Knowledge and Human Interest: 28)
bekerja adalah berkarya.
termasuk karya tulis, khehe
karya gue akan diujikan dalam waktu dekat, mit. doakan ya.. heheh
ReplyDeleteSEMANGAT SITTTTUUUUUNNN! :D
ReplyDeletewah..berat saudara-saudara..
ReplyDeletekian berat memaknai kuasa kata-kata mu kini..
Tp buat individu tertentu , kerja a/ ungkapan ekspresi ....
ReplyDeletesadiiiisssssss bahasaaannyaaaa..
ReplyDeletemantaaabhhh!! meskipun gw harus baca beruLang uLang biar ngerti..haha..maklum!!