"manusia memang seharusnya hidup berdasarkan rencana, atau tidak?"
hmm, tidak ada "yang seharusnya" dalam hidup, setidaknya menurut pendapat pribadi saya.
karena, dengan ada kata "seharusnya" berarti ada yang "benar" dan ada yang "salah"
sedangkan dalam pengertian saya, dalam hidup ini tidak ada yang mutlak "benar" atau "salah", karena kadang "kesalahan" bisa dimulai dengan sebuah "kebenaran", pun sebaliknya.
J A D I
tidak ada manual book untuk hidup ini, tidak ada yang seharusnya untuk hidup ini,
setidaknya, lagi menurut pendapat pribadi saya.
cara paling enak menjalani hidup ini adalah dengan selalu sadar, sober kalo bahasa inggrisnya, eling kalo bahasa daerahnya.
jadi kalo saya sadar sepanjang waktu, saya bisa fleksibel sepanjang waktu.
dari proses berpikir seperti itu maka saya memilih untuk TIDAK hidup by plan, supaya tidak kaku, supaya jadi manusia yang bukan sekedar homo sapiens.
nah, T A P I
ternyata ungkapan "ngomong sih gampang" adalah benar adanya, hoho.
karena, saya mudah sekali tergoda untuk hidup by plan.
seperti pernah saya pikir, manusia itu cenderung mudah lupa.
dengan rencana, akan timbul ekspektasi yang berdampingan dengan rasa kecewa.
saya jadi ingat sebuah quotes yang saya dapat dari anas (alm), teman saya:
god laughing, "plan? how can u plan life?"
kalau tidak salah dari sebuah film yang sempat ia tonton.
well, cara berpikir ini pun terlalu ekstrim saya pikir.
too much of something is bad enough, kan, kata spice girl..
jadi..
saya hanya sedang bermonolog dengan diri sendiri.
membangun dialog antara amanda mita dengan barbara.
rencana itu perlu, supaya kita punya tujuan, punya fokus, punya arti.
punya hal-hal yang bisa kita minta sama Yang Punya Hidup.
supaya seruuuu hidupnya :D
kita pun sebagai manusia diminta untuk berpikir dan menggunakan sebaik-baiknya akal kita, bukan?
tapi, selalu eling juga harus.
dan sabar tentunya.
lima huruf yang terangkai jadi satu kata sederhana yang, percayalah, tidak sederhana untuk bisa menjalaninya, khaha.
selama kita tau apa yang kita mau,
meminta apa yang mau kita wujudkan,
berusaha untuk mencapainya.
sisanya,
let in the unexpected.
mungkin itu adalah cara seru untuk dikabulkannya permintaan kita.
god works with god's own way, dan kita manusia terlalu kecil untuk bisa tau semua.
tidak perlu tau, cukup paham.
tidak perlu dipikir, dirasakan saja.
bonne journée à tous!
Heh Barbara...
ReplyDeletesitu katanya kemarin ke Bandung ya...
ckckckckckckck...
like this thought, mam. *worship*
ReplyDeletesalam kenal yah.
salam kenaaaall :D
ReplyDeleteterimakasih sudah bertandang dan mengapresiasi, mademoiselle :D
hai again, Mita :D
ReplyDeletesoal eling atawa sober itu yang aku paling sepaham. jadi mirip dgn prinsipnya mbak dee lestari ya... ketika dia ga memusingkan agama mana yg dianut, yg utama adalah menjalani semuanya dengan kesadaran penuh. (tp aku pribadi belum sampe akan menukar kepercayaan sih - bairpun intinya sama. khkhkhkkkkk :D )
*hah, jadi ngobrol di comment gini sih...? yaya, kalau kapan berjumpa di tempak mbakdan di bdg ya. hihihi
he he he he, s e t u j u! intinya, "sadar"
ReplyDeleteseandainya kita bisa menyadari apa yang kita kerjain SETIAP detik nya di keseharian kita :P dan sadar juga kalo semuanya cuma sementara, kha ha ha ha.
sekedar sharing,
kmaren aku ke borobudur mengantar seorang mba mba Prancis, terus, ga sengaja kita keikut rombongan gitu yang ada guide nya (kita ga nyewa guide), terus karena lagi kebetulan stuck disitu, aku dengerin si guide nya, terus dia lagi ngomongin soal "rediscover borobudur" banyak yang aku denger, nanti aku posting deh, tapi intinya, satu yang sangat menarik telingaku, adalah kalimat perkataan ini:
"Budha, budha itu bukan agama. budha adalah sebuah tingkat kesadaran tertentu. jadi semua agama, saat individu nya sudah mencapai tingkat kesadaran tertentu, mereka budha. budha bukan agama, budha adalah way of life.."
wuih! aku cuma bisa senyum senyum dengernya.
karena aku dan temen baikku pernah berdiskusi juga ttg ini dan kesimpulan dari perbincangan waktu itu, kami berpendapat, bahwa islam bukan sekedar agama. islam adalah pilihan way of life. :]
ngeluarin pendapat kaya gini bisa jadi ramai serangan banget si sebenernya, pendapatku dan pendapat mas mas borobudur itu :P tapi..yah kita hanya manusia yang mencoba memahami apa yang kita jalani..manusia yang ingin berusaha untuk sadar terus. ha ha.
hai, ngobrol lagi di sini. hihiihi
ReplyDeletehmmm... sangat menarik bahwa akhirnya way-of-life yang manapun ternyata sama. dan kebanyakan kita selama ini meributkan 'penamaan' saja. hehehe
iya, topik sensitif. besar, penting, untuk orang-orang yang berpikir - kata Al Quran juga ^^