Tuesday, June 15, 2010

saya (mungkin) cinta dia



saya adalah penggemar tip ex.
bukan, bukan, sayangnya bukan tip ex band ska yang itu, tapi tip ex correction pen.
saya masih ingat betapa dulu sebuah tip ex yang berbentuk pena kurus dan mungil (bukan yang bentuknya seperti di foto), selalu ada di kotak pensil saya.
bahkan sampai kuliah sekalipun, di saat teman-teman saya ke kampus hanya membawa satu bolpen, yang kadang juga bukan miliknya, saya selalu membawa kotak pensil yang isinya pasti ada tip ex.
selalu.
saya cenderung panik, dan kemudian membeli yang baru kalau tip ex saya raib berpindah tangan.
masih ingat juga bagaimana benda mungil itu selalu berputar keliling kelas bagai pengawas ujian saat UTS atau UAS di kelas saya.
dan salah satu cara mendeteksi benda itu ada dimana saat saya membutuhkannya adalah dengan mencari bunyi "klotek klotek" saat akan digunakan.
sampai..
seingat saya sampai tingkat akhir saya kuliah.
saya tidak ingat kronologis kejadian saat ia menghilang, yang saya ingat adalah saat dimana saya tidak menemukannya lagi di dalam kotak pensil saya.
saya sempat mencarinya ke penjuru tas, bahkan sampai penjuru tas-tas yang lain.
tetap tidak ketemu.
dan menimbang bahwa saya sudah tidak ada kelas di tahun itu, tinggal mengerjakan karya tulis, maka saya tidak lagi membelinya.
dan saya berusaha bisa hidup tanpanya.
pertama-tama agak sulit. Saya masih sering mencarinya, dan kesal kalau ada coretan-coretan di catatan, berharap ia masih ada menemani dengan setia.
tapi ya itu, saya harus menjalani proses untuk membiasakan diri tanpanya.

dan entah sejak kapan saya pun mulai terbiasa hidup menulis tanpanya.
menerima coretan tanpa berandai-andai ia masih menghuni kotak pensil saya.
saya telah melalui proses penerimaan.

sampai hari ini,
beberapa jam yang lalu,
selesai saya masuk kelas bahasa, saya menyalin ulang catatan saya.
dan saya salah halaman.
menjengkelkan, karena catatan yang sudah saya usahakan sedemikian rapih, loncat halaman karena kertasnya menempel.
saya kembali terkenang pada si tip ex kurus mungil terakhir yang saya punya.
dan kembali berandai-andai ia ada di kotak pensil saya.

sambil ambil jarak sejenak dari catatan karena kesal,
saya lalu bermain-main ke meja sebelah, meja mba eno.

dan saya menemukannya!
sebuah tip ex!
ya Tuhan, walau bentuknya tidak sama dengan tip ex favorit saya yang dulu, tapi rasanya senang!
saya meminjamnya dan memperbaiki catatan saya.
ho ho!

ternyata saya masih seorang penggemar tip ex.

walau sudah melalui proses tidak terima atas kehilangan,
proses penerimaan,
sampai bisa hidup tanpanya,
ternyata kadang saya masih mencari, dan senang rasanya saat menemukan sebuah, tepat disaat saya membutuhkannya.

seperti saat ini.
:]

saya jadi berpikir,
kalau cinta adalah sebuah proses,
mungkin saya mencintai tip ex.

hmm..
hanya sebuah pemikiran yang menganggur dan melantur.

2 comments:

  1. "walau sudah melalui proses tidak terima atas kehilangan,
    proses penerimaan,
    sampai bisa hidup tanpanya,
    ternyata kadang saya masih mencari, dan senang rasanya saat menemukan sebuah, tepat disaat saya membutuhkannya."

    waah ini seperti kisah nyataa? ;p
    memang memang semua indah pada waktunya ya Mit!


    -Kandie-

    ReplyDelete
  2. ha ha ha ha ha iya kok kisah nyata, ini ngomongin tip ex lho kandiee

    iya ya, semua indah pada waktunya seperti maghrib selalu indah pada waktu bulan puasa :D
    aku ingin mendengar update kabar darimuuuuu, ada cerita baru apa ndieeee :D

    ReplyDelete

Totto-chan: Sebuah Ulasan

Segera setelah adegan terakhir Totto-chan membuka pintu kereta yang masih berjalan sambil menggendong adik perempuannya yang masih bayi, lal...