Saturday, March 3, 2012

kita tak semestinya berpijak di antara ragu yang tak berbatas

adalah seorang perempuan sedang duduk termangu.
seorang perempuan yang termangu-mangu.
ia bertanya pada sepi dan senyap yang lembab dan langu.
dengan tubuhnya yang kian mengurus tanpa sangu.


"hei sepi, pernahkah kau mempertanyakan tujuan keberadaanmu di dunia ini?"


...


"hei senyap, pernahkah kau terjebak pada mimpimu yang lenyap?"


...


tidak ada jawaban,
entah kemana ia harus bertanya.
rongga dadanya sesak walau tidak ada beban,
entah obat apa yang harus dicarinya.


adalah seorang perempuan duduk bersila,
tumitnya mulai pecah-pecah, dan jari jemarinya luka,
kulitnya mengering dan nyamuk menggigiti wajahnya,
ia memikirkan banyak pertanyaan di benaknya,
rasa ini...berat sekali..apa orang lain juga pernah merasa,
ia bosan, dan mulai mempertanyakan langkah-langkahnya.


terus berdoa menghadap barat kotanya,
ia rindu menjadi anak yang menyusu pada ibunya,
rindu pada muda yang memesona mimpi-mimpinya,
memberikan angan-angan tanpa batas hampa


rutinitas itu menjadi kosong.
menyisakan ketidakberartian dalam rongga.
sendiri selalu membuatnya hampa dan bolong.
oh Tuhan, sesak itu terus mendesak, menganga.


dalam henti ia mencari jangkar kapalnya,
di tempat ini ia memutuskan berhenti dan melabuhkan dirinya.
bersama arus itu mereka akan bergerak bersama-sama,
bercita-cita: untuk selamanya.


tapi dimana jangkarnya berada?
suaranya terdengar, tapi antah berantah jauh dimana
pikirannya terbaca, tapi tidak bisa ia merasakannya
mimpinya terbagi, tapi tidak dirasa lagi mereka bergerak bersama






rutinitas itu menjadi kosong.
menyisakan ketidakberartian dalam rongga.
sendiri selalu membuatnya hampa dan bolong.
oh Tuhan, sesak itu terus mendesak, menganga.

dalam hati perempuan itu berharap,
kalau saja air mata yang tumpah bisa mengendap,
untuk kemudian mengisi rongga yang larung.
dan bertemu jangkarnya lagi untuk kembali mengarung.




*judul puisi dikutip dari sebuah lagu yang "mangu" oleh Payung Teduh, "Kita adalah Sisa-sisa Keikhlasan yang Tak Diikhlaskan"

mati, hilang, dan kehilangan

Hari ini salah satu kawan saya berpulang, setelah sekian bulan, tidak hanya ia tapi juga istri dan anak satu-satunya berjuang melawan sakitn...