Friday, December 14, 2007

mendung, bengong, dan mengeluh di dalam angkot,,

kadang-kadang perasaan minder suka datang ga permisi,,
terus bikin hati ga enak karena ngerasa ga berarti,,
ngerasa kalo masih banyak sejuta satu harapan yang pengen diraih tapi ga satupun terjalani,,
tiba-tiba semua orang jadi punya prestasi,
dan kamu cuma bisa gigit jari,,

prestasi?
nihil.

semua yang kamu kerjain ternyata ga ada gunanya..
dan kamu memang tidak berguna..
sana pulang, berenti kerja, ngangon onta..

tiba-tiba,
ada sosok laki-laki keliatan dari jendela,
mukanya putih dipupur bedak walaupun jelas-jelas dia bukan waria,
pipinya merah artifisial dibuat merona,
menggantung di leher cassette player jaman baheula,
berkostum lengkap a la penari sunda.

lampu merah menyala,
kaset diputar keluar suara,
joged dimulai walaupun tidak sesuai irama,,

dan dia mencari nafkah dengan menari-nari di lampu merah.
mencoba menjadi berarti dengan menari-nari di lampu merah.
mengubur semua harapan yang mungkin dulu pernah ada dengan menari-nari di lampu merah.
mencoba berguna walau dengan menari-nari di lampu merah.
dia tidak pulang dan menyerah tapi tetap menari-nari di lampu merah.
dia laki-laki tapi tetap berdandan konyol dan menari-nari di lampu merah.
menari-nari di lampu merah.

pandangannya kosong
tapi tubuhnya terus melenggang mencondong

mulutnya tidak bersuara sedikitpun
tapi mata kosongnya menyiratkan getir
dia tidak mengeluhkan apapun
tapi semua yang melihatnya menjadi khawatir

lampu merah
selesai
joged selesai
pertunjukkan usai
receh terkumpul dan ia tetap lunglai

lalu lintas berlalu patuh.
tiba-tiba rasa malu menyeruak membuat pikiran luluh.
malu karena sadar sudah mengeluh.

mati, hilang, dan kehilangan

Hari ini salah satu kawan saya berpulang, setelah sekian bulan, tidak hanya ia tapi juga istri dan anak satu-satunya berjuang melawan sakitn...