Saturday, November 14, 2020

puisi tipe AAAA

melantur sampai terbentur.
terbentur sampai nyebur, byur byur byur.
cukup dalam sampai bertemu ubur-ubur.
gapapa deh ketemu ubur-ubur,
selama belum di dalam kubur,
nanti ketahuan kalau manusia suka kufur.

melantur sampai terbentur

kadang rasa lelah itu datang melesap, 
tanpa permisi sedikitpun, tidak bahkan sekedar mengucap "yo wasap!"

begitu saja, 
tanpa mukadimah, 
tanpa preambule, 
tanpa prologue, 
tapi blum tentu tanpa appendix, 
dan embel-embel.

kadang rasa lelah itu datang, begitu saja, dalam hitungan jentikan jari, dalam diam dan kesunyian pikiran.
dia datang membawa-bawa rasa kalah,
dengan bumbu-bumbu nostalgia,
kadang bumbu pedas persaingan tetangga,
yang penuh dengan seolah-olah,
ditambah penokohan Ibu Subangun dalam serial Rumah Masa Depan.

eh, siapa ya Ibu Subangun?
padahal pernah nonton serialnya pun tidak.
hebat ya beliau sungguh ikonik.
seperti barang antik,
atau barang seni yang tidak-tidak,
walau kadang kurang simetris yang penting tetap sebangun.

lagi bicara apa sih,
pikiran itu perlu dilatih,
mengungkapkan perasaan saja tertatih,
makanya ikut merpati putih,
loh apa sih,
ih, ih, ih.

kadang rasa lelah itu datang melesap, 
tanpa permisi sedikitpun, tidak bahkan sekedar mengucap "yo wasap!"

mati, hilang, dan kehilangan

Hari ini salah satu kawan saya berpulang, setelah sekian bulan, tidak hanya ia tapi juga istri dan anak satu-satunya berjuang melawan sakitn...