Showing posts with label puisi. Show all posts
Showing posts with label puisi. Show all posts

Tuesday, August 23, 2016

i want to crack my head wide open

diantara sembelit,
perut yang kian membuncit,
tumpukan cucian piring yang membukit,
jemuran baju dibawah sinar mentari yang sengit,

ku ingin membuka kepalaku dan membiarkan isinya memburai mengerjakan sendiri tiap-tiap tugas yang terpaut tenggat waktu yang tak mau tau.

diantara anak kecil yang menangis,
menuntut ditemani main boneka manis,
atau dibacakan buku yang ceritanya magis,
kok ya rasanya seperti mendengar kalimat itu-itu saja yang berulang seperti kondektur bis,

ku ingin membuka lebar kepalaku, membiarkan isinya berurai mandiri meraih papan kunci huruf-huruf dan membiarkannya menyelesaikan sekian tugas dengan tenggat waktu yang tak mau tau.

diantara rasa kecewa pada tiap ekspektasi yang tak terpenuhi,
teman hidup yang luar biasa sibuk menafkahi,
rasa iri karena lagi-lagi si teman hidup yang produktif, lupa menengok ke sebelah, orang setengah waras yg ada di sisi,
hey, itulah aku si setengah waras yang hampir menangisi diri sendiri,

ku ingin membuka lebar kepalaku.
membiarkan isinya bekerja mandiri.
membiarkan sukmaku melesap melintasi ruang dan waktu.
menyambangi orang-orang nun jauh disana sambil berdiskusi, biar tak perlu lagi kujawab email mereka yang bikin risih.
ruang dan waktu...ah..aku jadi ingat serial cosmos yang belum selesai kutonton, kutumpuk bersama tugas lain karena aku berjibaku.
tapi serial itu relevan kalau memang betul bumi ini bulat, tidak datar dan bukan konspirasi.
biarlah, aku tetap takjub pada cosmos dan alam semesta dan percaya bumi ini apa adanya, terserah apapun wujudmu.
dan menulis ini saja sudah setengah jam sendiri.
alih-alih mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan yang menunggu.

sampah.

s a m p a h !

*lari ke belakang dekat jemuran baju lalu teriak-teriak, "Abang baksoooo, kadieeeu! urang lapfar can dahar, ga sempet masak!" sambil mengeluarkan jilat-jilat lidah api dari mulut dan mata.
*naga mode on
*brb titipin anak ke suami


Tuesday, August 6, 2013

untuk Laila temanku yang belum menikah (dan mungkin sedikit resah)

Laila kawanku, janganlah kamu resah
karena belum menikah
karena menikah itu sejatinya tidak mudah

menikah adalah sebentuk ibadah
menjalaninya tidak selalu mudah
bukan hanya sekedar bercumbu indah

menikah sejatinya sebuah pengabdian
komitmen diri seluruhnya di coba dan pertaruhkan
kodrat memimpin sebagai perempuan
yang terlihat di belakang meniti jalan
sesungguhnya memimpin dengan pengendalian diri dan kesabaran
juga kemawasan terhadap segala coba dan ujian

Laila kawanku, janganlah kamu gundah
semua orang punya waktu tepatnya sendiri yang indah
saat diri siap tanpa sesalnya sesudah

Laila sahabatku,
menikah mungkin melengkapimu
yang setengah menjadi satu
yang sebelah menjadi utuh
namun tidak sederhana selalu
membuat dua kepala menyatu

Laila,
menikah bukan sekedar pesta
namun seumurmu selanjutnya setelahnya dan seterusnya 

ia adalah bakti,
bakti terhadap janji
bakti sebagai manusia berakal budi
bakti untuk tidak memikirkan diri sendiri

untuk meneruskan cita-cita meninggalkan sesuatu semasa hidup
meninggalkan arti agar tidak redup
saat tubuh ini tidak mampu lagi menampung jiwa tertangkup
saat tubuh lekang sudah dimakan waktu yang terus berdegup

Menikah, Laila yang gundah,
bukan sesuatu yang mudah
walau membuat utuh dan indah

ambil waktumu,
jedamu,
saat kesempatan masih ada padamu,
nikmati setiap detikmu,
semua akan indah pada takdir yang tepat waktu.

Saturday, March 3, 2012

kita tak semestinya berpijak di antara ragu yang tak berbatas

adalah seorang perempuan sedang duduk termangu.
seorang perempuan yang termangu-mangu.
ia bertanya pada sepi dan senyap yang lembab dan langu.
dengan tubuhnya yang kian mengurus tanpa sangu.


"hei sepi, pernahkah kau mempertanyakan tujuan keberadaanmu di dunia ini?"


...


"hei senyap, pernahkah kau terjebak pada mimpimu yang lenyap?"


...


tidak ada jawaban,
entah kemana ia harus bertanya.
rongga dadanya sesak walau tidak ada beban,
entah obat apa yang harus dicarinya.


adalah seorang perempuan duduk bersila,
tumitnya mulai pecah-pecah, dan jari jemarinya luka,
kulitnya mengering dan nyamuk menggigiti wajahnya,
ia memikirkan banyak pertanyaan di benaknya,
rasa ini...berat sekali..apa orang lain juga pernah merasa,
ia bosan, dan mulai mempertanyakan langkah-langkahnya.


terus berdoa menghadap barat kotanya,
ia rindu menjadi anak yang menyusu pada ibunya,
rindu pada muda yang memesona mimpi-mimpinya,
memberikan angan-angan tanpa batas hampa


rutinitas itu menjadi kosong.
menyisakan ketidakberartian dalam rongga.
sendiri selalu membuatnya hampa dan bolong.
oh Tuhan, sesak itu terus mendesak, menganga.


dalam henti ia mencari jangkar kapalnya,
di tempat ini ia memutuskan berhenti dan melabuhkan dirinya.
bersama arus itu mereka akan bergerak bersama-sama,
bercita-cita: untuk selamanya.


tapi dimana jangkarnya berada?
suaranya terdengar, tapi antah berantah jauh dimana
pikirannya terbaca, tapi tidak bisa ia merasakannya
mimpinya terbagi, tapi tidak dirasa lagi mereka bergerak bersama






rutinitas itu menjadi kosong.
menyisakan ketidakberartian dalam rongga.
sendiri selalu membuatnya hampa dan bolong.
oh Tuhan, sesak itu terus mendesak, menganga.

dalam hati perempuan itu berharap,
kalau saja air mata yang tumpah bisa mengendap,
untuk kemudian mengisi rongga yang larung.
dan bertemu jangkarnya lagi untuk kembali mengarung.




*judul puisi dikutip dari sebuah lagu yang "mangu" oleh Payung Teduh, "Kita adalah Sisa-sisa Keikhlasan yang Tak Diikhlaskan"

Thursday, January 19, 2012

the chain

The sky looks pissed.
The wind talks back.
My bones are shifting in my skin and you my love are gone.

My room seems wrong.
The bed won't fit.
I can not seem to operate and you my love are gone


So glide away and so be healed and promise not to promise anymore and if you come around again then i will take, then i will take the chain from off the door

I'll never say, I'll never love
but I dont say a lot of things and you my love are gone


*the chain is a song by Ingrid Michaelson

tidak cuma cuma

alkisah seorang dalang berujar,
"tidak akan ada yang gratis di dunia ini..selalu ada harga untuk apapun..apapun yang ada di dunia ini."


di suatu sore sang dalang hendak menggelar pertunjukan wayangnya. 
layar dijembar, kelir menyala.
tiba-tiba mendung membendung.
sang dalang mengangkat tangannya, menghadap ia pada awan kelabu yang mengendap, katanya, "kalau pertunjukkan ini buruk adanya bagi siapapun yang menonton, maka turunkanlah hujan sederas-derasnya, sebaliknya, jika pertunjukan wayang ini bermanfaat bagi siapa yang akan menontonnya, maka pergilah jauh awan jenuh! jangan kau turunkan hujan disini!"
sejurus kemudian, mengerti bagaikan kawan, sang awan menjauh ke tepian.


sakti memang sang dalang, begitu pikir orang-orang yang memandang.
pertunjukan berjalan lancar, hujan pun urung turun gencar.


yang tidak mereka tau, setelah pertunjukan tutup kelambu, penonton pulang satu-satu, sang dalang menyeberang sungai naik perahu.
setengah jalan, mendung menyusul perlahan.
tidak tanggung-tanggung, awan menghantarkan kelabu yang paling mendung.
sang dalang dipanggil, oleh awan mendung yang menggigil.
sang dalang menjawab, keluar geladak yang lembab.
diguyur hujan deras dadanya telanjang, berkata ia mewejang,


"tidak ada yang cuma-cuma di dunia ini..selalu ada harga untuk apapun. bahkan di alam semesta ini..terlebih hukum alam. tidak ada yang cuma-cuma..semua ada harga..."


sang dalang berperahu pulang, diantar hujan deras dan panjang.


"tidak ada yang cuma-cuma..semua ada harga.."


mewejang mulutnya, berkawan ia pada hukum alam semesta.

Tuesday, December 6, 2011

sang rubah


kemarin bulan separo
dingin menggigit dan malam senyap
kemarin hatiku separo
sepi menggigit dan sendiri merayap

sang landak datang dan menasihati,

"wahai rubah kecil, jangan kau anatarkan ia dengan setengah hati! kalau kau lepas ia setengah hati, ia akan pergi dengan setengah hati juga. padahal hatinya yang setengah lagi sudah menjadi milikmu, ada padamu. kalau kau antarkan kepergiannya dengan setengah hati, ia pergi hanya dengan setengah hatinya lagi, padahal yang setengah itu ada padamu, habis sudah, ia pergi tanpa hati. kasihan. berilah ia semangat.."

sang rubah berusaha tegar menyemangati.

namun apa daya hati tiada bisa ditipu.
miliknyapun tinggal separo tersapu.

kereta datang menjemput separo hatinya
angannya melayang menuntut ikut serta
tak sadar ia tersandung jatuh, gravitasi berkuasa
kakinya perih, luka menganga.

kemarin bulan setengah
dingin memagut dan sepi merayap.
malam ini hujan menjamah
hari lalu seperti hati, hari ini seperti rasa yang terkecap.

Saturday, July 9, 2011

matahari

Matahari senja, menuju terbenam ia berkilau
Begitu jingga menyala, hingga luntur
Begitu cantik anggun, namun silau
Seorang diri, didalamnya ia terpekur

Bagaikan kuning telur
Di dadar hancur
Di pecah lebur
Di makan gembur


Tol cipularang bandung-jakarta
Sabtu, 9 Juli 2011
5.30 senja

Monday, June 20, 2011

berjumpa lagi berjumpalitan sampai pagi,
berkisah cerita beberkan cakrawala tanah beta.

bertualang,
mengarungi, melanglang.

Friday, October 1, 2010

ingin kembali berbincang denganmu,

membongkar arsip foto lama dan menemukan foto ini.
foto ini diambil saat saya dan teman-teman sahabat kota selesai melakukan petualangan 'sepeda subuh' dan berujung di Roti Gempol untuk sarapan sekaligus melepas lelah.

entah kenapa saat melihat foto ini saya merasakan banyak hal:
keakraban, serunya percakapan, hangatnya berkawan, bahagianya berkegiatan..

dan rasa-rasa tadi berujung pada satu kesimpulan,
homesick.

ini nostalgia.
[Late 18th Century.
nostos "homecoming" + algos "pain"]

***

saya memperpanjang masa tinggal saya di Jogja,
sampai kurang lebih tiga bulan yang lain.

karena apa?

karena saya ikut dalam sebuah project yang sungguh seru dan menyenangkan :D
tapi saya akan bercerita lebih lanjut saat nostalgia ini sudah lebih sedikit mendera emosi saya.

saya ingin kembali berbincang denganmu,
dengan mata yang saling bertemu,
dengan tangan yang sanggup meraup,
dan saling lempar senyum yang mempu membuat saya berdegup.

Friday, June 11, 2010

3x4

ruang yang kita punya,
sebatas 3x4.

bertukar cerita,
bertutur jenaka,
bersapa kelana,
berharap bersua.

*dipersembahkan untuk semua sahabat di penjuru sudut,
Daft & Lengel yang menciptakan sebuah teori komunikasi bernama "Media Richness Theory" di tahun 1984,
John Mayer yang menciptakan dan membawakan lagu 3x5

Thursday, June 10, 2010

WANTED POSSE: sunday to tuesday

it was a shiny sunday,
ride a buss too big for three,
dip in a crowd of daylight people,
we were heading to a place where trains gather and moan.

and there they were.
ten.
each with their uniqueness.
eight will dance,
but one got injured,
seven will do, then.
two will guide.

so the night of sunday rise,
they got in an early touch with the city,
dive in the people and see.
some came down to the dance floor already,
some get personalized the stage,
some eat,
some get rest and relax,
and some get involved in a chatter and walk.

and monday following quickly.
dance, they must.
dance, they did.
fascinated everybody with excitement,
enchanted them with passionate idea,
and possessed their mind.

call of the day,
monday's over as soon as it's begun
night sipping in the city slowly
let everyone enjoyed their last night
to woke up in the morning and departed.

and so tuesday morning watched this goodbye.
they leave, but memory and friendship will stay.
10 will remain in every audience's memories.

*dedicated to Hagbé Njagui, Ma'sellu Kim, Abdouramane Diarra, Guy Weladji, Patrick Clitus, Sy Ousmane, Lumengo Hugues, Njoya Ibrahim, Junior Bosila, and Arthur Grandjean.

Tuesday, May 11, 2010

merangkai kata yang belum jadi bersama di satu sore

matamu biru
seperti bapakmu
sang bahari
yang menyambut mentari pagi

semangatnya jingga
seperti induknya
sang bahari
yang kala senja menyembunyikan mentari

Wednesday, April 21, 2010

sebuah puisi berjudul..

Terlambat
karya: Amanda Mita

angka merah yang singkat
terasa menghambat

jalanan yang biasa padat
jadi terasa lebih dahsyat

angka hijau yang biasanya tepat
jadi terasa sangat cepat

pat..pat..pat..pat..
setip detik terasa dilipat

enam belas sama dengan empat dikali empat
kalau terus bablas, kamu bisa dikutuk jadi lepat*

"saya minta maaf, janji saya tidak tepat"
"ah! KAMU TERLAMBAT!"

*lepat adalah makanan tradisional yang biasa diucapkan sebagai "Leupeut"


Tuesday, March 30, 2010

berdampingan tidak menempel


berbeda tapi melengkapi memberi variasi
satu cukup untuk satu lainnya mengisi
berdampingan tetapi menyisakan ruang untuk interaksi
meluangkan jeda untuk meneduhi

satu cukup, sudah melengkapi
tidak perlu bertaut erat sampai melukai
cukup berdampingan dan menghidupi
dan semua hari akan dibagi berharap cita-cita terpenuhi

Wednesday, March 17, 2010

dia mati

dia mati.

ya, kamu pasti sedih.

rasa itu sampai, membuat kerongkonganku tercekat.


dia mati.

ya, aku bisa merasakan rasa sesal mu.


aku yang membawanya kesini..

ya, kamu yang membawanya, memang.


dan sekarang ia mati.

tapi kamu mengambilnya dari rumah tidak berpenghuni.


aku yang mengambilnya sebagai makhluk hidup, tapi kadang aku melupakannya.

kamu memberinya nama, ingat?


...

...


...

dia mati. ya.

aku pun tidak bisa berkata-kata lagi, tidak tau cara meringankan rasa sesalmu.

semoga kamu tidak lagi mengabaikan makhluk hidup lain yang sudah terhubung denganmu ya.

karena nanti kalau mati rasanya akan begini lagi.

le petit prince pernah dinasehati,

"kamu harus bertanggung jawab terhadap semua hal yang sudah kamu jinakkan"


jangan sedih, ya.

kalau pun masih sedih, dibagi ya, biar ada teman "tercekat kerongkongan"



Tuesday, October 13, 2009

temans, saya datang! :D

kulit mencoklat.
dompet mengurus.
pengalaman menggendut.
rasa senang berlipat.
lelah merayap.
senyum dan tawa terkulum.
oleh-oleh cerita dan foto terekam.

saatnya pulang.

Tuesday, March 3, 2009

si jago merah*


*dibaca dengan gaya deklamasi anak es de membaca puisi di podium saat acara tujubelasan atau ulangtaun sekolah
dengan tangan kanan mengayun ke kanan dan berganti tangan kiri ke sebelah kiri setelahnya, saat satu tangan mengayun, tangan yang satunya diam di depan perut

si jago merah
kuberi dia nama,
warnanya merah walau tidak mewah
tapi sungguh teman yang tangguh dan setia,
kami lalui jalan maupun sawah
walau seringkali orang melihat kami dan tertawa,
tapi kami selalu punya kisah
yang akan kami bagi pada dunia.

karya, amanda mita.

Totto-chan: Sebuah Ulasan

Segera setelah adegan terakhir Totto-chan membuka pintu kereta yang masih berjalan sambil menggendong adik perempuannya yang masih bayi, lal...