photograph by Darmastyo Wicaktomo S.
foto ini diambil teman saya Icak waktu pentas nari di Unpar tanggal 21 malam kemarin.
even though the show didn't go quiet well, but i feel happy anyway :D
belok dikit, saya jadi keinget, pernah denger dari Agni dan Kandi teman saya, ttg "String Theory" atau teori dawai.
asumsinya teori itu, mimpi kita bisa terwujud dan jadi beneran, selama kita percaya kalo KITA BISA dan fokus sama keinginan kita. mungkin intinya, seberapa kuat kita percaya sama mimpi kita.
semakin kita percaya sama mimpi kita dan melakukan usaha buat ngewujutinnya, itu ibarat nya kita menggetarkan satu dawai. dan satu dawai kita yang bergetar itu akan ikut menggetarkan dawai-dawai lain yang ada di sekitarnya sampe semua dawai ikut bergetar.
gituuuuuu, ceunah mah.
kembali, walaupun bukan saya yang di dalem kostum ini, tapi saya suka foto ini.
dia adalah Rangda.
dibaca Rangde sama lidah orang Bali.
pertama liat tokoh ini di acara televisi "Sink or Swim" di Travel & Living (uuu i love this show! Jamie Aditya's in it!) di Episode itu Jamie dapet tantangan untuk mementaskan Rangda, dia harus belajar menarikan dan memerankan Rangda. saya lupa nama lakon sendratari nya tapi ini tarian yang selalu ditarikan waktu taun baru Hindu di Bali.
lucu deh, jadi ceritanya ya, si Rangda ini, yang notabene jadi antagonis, suka menculik bayi-bayi, (tau dari icak juga Rangda itu artinya Janda diambil dari bahasa Jawa, Randa). dan nantinya dia akan berperang dengan Barong yang ceritanya jadi protagonis nya. TAPI, in the end of the show, mereka akan baikan, dilambangkan dengan adegan saling menempelkan wajah as if they kissed.
JADI, as Jamie's narrating,
there's no such thing as "real" good or bad in Balinese. they all have both sides. baik dan buruk itu saling melengkapi dan selalu akan ada, ga akan ada yang menang. kebaikan ga akan ada tanpa keburukan. pun sebaliknya.
tapi yang di pentas semalem tokoh Rangda nya diperankan sama Pandu. keren deh, waktu menarikan Rangda ini ya, gestur dan cara nari nya itu..hmm..gmana ya mendeskripsikannya, hmm pokoknya keren deh. gagah berwibawa keliatannya, karena waktu menarikan bahunya bener-bener dibuat tegak dan naik,plus plus sama mimik mukanya itu, melotot nya, sama tatapan tiba-tiba yang patah (eh, gmana ya maksutnya, ya gitu deh) terus serem juga, soalnya jalannya stakato dan patah-patah, kebayang kaya hantu-hantu jepang model Sadako. terus cara jalannya, cara gestur ketawanya, atau pas dia berputar. Wah, bagus banget deh. dapet banget feel Raksasa Jahat nya, villain nya.
sayang semalem ga terlalu sukses, ga terlalu keliatan, mungkin karena kami kurang latihan, dan ga bisa gladi resik juga. dan suara nyanyian kecak yang jadi clue buat kami ga kedengeran, alhasil jadi ga kompak narinya. oia, dan fakta bahwa topeng Rangda yang blum pernah dicoba sama sekali kecuali sebelum pentas keluar panggung ini kegedean, jadi riweuh yang nari nya. menurut reportase, Pandu kesulitan melihat waktu pake topeng. dia ga bisa liat apa apa. sayang sungguh sayang. padahal bagus lho kalo bener. hix. next time better. harus :D