Wednesday, January 25, 2012

di tenggara

setting:
taman di depan rumah. 
entah rumah siapa, di daerah mana dalam realita.
orang-orang dan teman-teman terdekat sedang berkumpul bersama bermain di luar rumah.


hari itu kami berencana untuk berjalan-jalan ke bukit terdekat dari rumah kami. kami akan piknik! hore! 
semua sudah siap dengan bawaan masing-masing. sayapun sudah keluar rumah dengan topi bundar saya untuk menghindari sinar matahari langsung. namun hari itu memang agak lebih dingin dan berangin dari biasanya. tiba-tiba, di kejauhan, saya melihat ada segumpal asap hitam pekat menggulung dan berkumpul jadi satu di sebuah titik. gambarannya seperti melihat cairan hitam yang baru saja dimasukkan ke dalam cairan bening..melayang-layang. saya bingung sekaligus takut, berteriak meminta perhatian semua orang, 


"itu! itu apa itu!" 


dan sejenak itu juga gumpalan serupa asap hitam pekat itu menarik awan abu-abu tua yang ada di sekitarnya..terus berkumpul menjadi satu gumpalan besar. menakutkan sekali melihat gumpalan itu melayang-layang di atas langit. angin bertiup semakin kencang, topiku yang bertali itu hampir lepas terbawa angin, segera saya berteriak-teriak memanggil semua orang yang berserakan di taman, 


"masuk! masuk! semuanya masuk pintu!" 


entah kenapa saya berkata "masuk pintu" alih-alih berkata masuk rumah, yang jelas mereka yang mendengar lalu mengikuti arah pandang mata saya dan bergegas berlarian masuk dalam rumah yang pintunya saya tahan untuk terbuka lebar. 


"Masuk! masuk! masuk!"


satu persatu orang-orang masuk lewat pintu ke dalam rumah. gumpalan hitam keabu-abuan itu kini menjadi angin beliung, berputar-putar, kencang sekali! menarik apapun yang ada di sekitarnya ke dalam putaran kencangnya.


orang terakhir masuk ke dalam rumah lewat pintu, angin semakin kencang dan mendekat, masih ada jarak cukup jauh, menurut asumsi saya. namun saat saya melangkahkan kaki untuk masuk rumah, intensitas seretan angin bertambah, hampir saya terseret, semuanya menjadi abu-abu dan lembab, pintu yang belum tertutup pun semakin terbuka lebar. sulit dan berat sekali rasanya melawan arus.


"ahhh!"


saya tidak bisa berkata-kata, tidak seucap kata "tolong" pun. disaat itulah tangan-tangan dari dalam rumah menjangkau dan menarik tangan saya..dan pintu pun tertutup. kami semua menunduk, jongkok, memeluk kaki masing-masing.


takut.


kami ketakutan.


dan di luar berbunyi suara angin kencang yang melewati celah-celah.


"bwruuuuu...bwruuuuuuuu....ffffbbbbruuuuuuuwwww..."


***
kemudian saya terbangun..kamar masih gelap, adzan subuh berkumandang. saya bermimpi. mimpi yang meninggalkan rasa takut dan ngeri. 
empat hari kemudian angin di Bandung menggila. terlebih pagi ini saat saya dan beberapa teman dari Sahabat Kota sedang sarapan bubur dan kupat tahu di daerah supratman. gerobak bubur serta terpal-terpalnya yang dipancang itu hampir terhempas angin.


teringat mimpi beberapa hari yang lalu, pikiran saya melayang jauh ke tenggara.
saya khawatir sekali.

No comments:

Post a Comment

Totto-chan: Sebuah Ulasan

Segera setelah adegan terakhir Totto-chan membuka pintu kereta yang masih berjalan sambil menggendong adik perempuannya yang masih bayi, lal...