berkali-kali saya mengeluh tapi tidak membuat saya ingin untuk berhenti berada didalamnya.
malah seringkali saya jadi takut mati karena tidak siap meninggalkan dunia motherhood, merasa belum siap berhenti jadi ibu, merasa belum siap karena sepertinya tugas saya masih JAUH dari selesai dan baik, jangankan bicara soal sempurna.
berkali-kali, tiap lenguhan keluh itu mendesak ingin dikeleuarkan, selesai mengejawantah saya mempertanyakan diri sendiri,
if motherhood is THAT horrible, then why’re you still there? why are you kept doing it, being a mother that is. and why you want more than one kid? WHAT ARE YOU DOING?
satu-satu sambil selesainya berbagai hutang kerjaan, lalu membanjur diri dengan air dingin, pelan-pelan runutan logika itu datang.
motherhood itu sebongkah pengejawantahan cinta.
dan cinta itu..apa ya?
sebuah bentuk embuh juga sih.
pernah juga berusaha membongkar apa itu cinta disini.
cinta itu harusnya logis, tapi tidak.
sederhana, tapi rumit.
simpulannya, cinta itu sederhana, cinta itu logis, tetapi cinta adalah sebentuk usaha yang perlu terus dipertahankan, untuk tujuan yang lebih besar.
motherhood itu cinta.
cinta terhadap hidup dan kehidupan.
cinta terhadap keseharian.
cinta terhadap proses belajar.
cinta terhadap proses yang tiada pernah berakhir.
cinta terhadap cita-cita menjadi manusia yang berguna dan lebih baik lagi.
motherhood itu,
logis tapi tidak.
sederhana tapi rumit.
dan entah seberapakalipun saya mengluh dan ingin berhenti kelelahan,
anehnya saya tidak berhenti.
TIDAK MAU berhenti bahkan.
dan tiap keluhan malah terasa manis di akhir tiap-tiap saya berhasil mengatasi keluhan diri saya sendiri.
cinta itu aneh.
dan manusia yang sanggup mencintai itu lebih aneh lagi.
karena hobinya cari repot.
No comments:
Post a Comment