heeu..tidak persis seperti itu, tapi memang kurang lebih seperti itu rasanya hari ini.
entah kenapa tiba-tiba kepikiran somay.
mungkin si somay lagi ngomongin saya makanya saya jadi keinget somay.
eniwai hawai, karena keinginan impulsif mendadak (udah impulsif, mendadak lagi) tadi, jadilah saya berencana untuk menggunakan jam makan siang saya untuk kembali..
J E L A J A H K U L I N E R
khaha!
jam 12 teng!
lebih 30 menit!
*berarti ga jam 12 teng ya?
saya pun bertanya pada Mas Sugeng yang kebetulan ada di kantor, "makan somay di jogja yang enak dan rada deket dmana ya?"
"oh! deket itu..Bentara Budaya itu, selatan-nya. somay telkom. terkenal kok itu."
bentara budaya? SIP! saya sudah tau jalan kesana, jadi, tinggal meraba saja kalau sudah dekat dari sana. hippiie!
berangkatlah saya dengan si tanduk merah :D
di jalan saya menemukan rumah yang menurut saya unik ini. seperti rumah-rumah lama di Bandung karena ada tulisan nya di bagian atas pintu masuk bangunan. seperti "judul" atau "nama" tapi tulisan nya panjang, dan dalam huruf jawa kuno, jadi saya tidak tau pasti. but, i still charmed by that house, so i stop my bike and take a deep look at it for a while.
tidak jauh dari rumah itu, sampailah saya di Bentara Budaya Yogyakarta dan melaju terus sepeda saya utnuk meraba jalan, mencari tempat makan somay yang katanya enak itu.
seperti apa somay Jogja?
dan sampailah saya!
cukup ramai, di jam makan siang begini, untungnya masih ada bangku dan space meja kosong walau harus bergabung dengan orang lain.
somay telkom namanya. dan sistem nya seperti bakso malang mandeep di istiqomah di Bandung, ngambil sendiri. pada dasarnya mereka menyediakan yang rebus nya, tapi kalo ada yang mau digoreng mereka akan dengan seanang hati menggorengnya dulu dan memotong-motong nya untuk kemudia disajikan ke pelanggan.
DAN
warung trotoar somay telkom ini unik dan lucu.
saya juga sempet ketawa-tawa geli sendiri waktu melihat ini.
liat deh!
kha ha ha. alcohol free!
dan..
berdiri sejak 15.30! :))
tidak lama pesanan saya datang.
saya mengabil 2 somay rebus, memesan 2 somay di goreng, dan 1 tahu.
akan saya bedah rasanya!
caplokan pertama.
enak. rasanya cukup "somay", bukan aci.
dan, tidak amis.
yang agak membuat saya kaget adalah rasa bumbu kacang nya.
karena bumbu kacang nya terasa PERSIS seperti rasa bumbu kacang satay, sodara-sodara!
unik!
saya suka.
lanjut ke caplokan selanjut-lanjut nya.
dan ternyata 5 butir itu sudah sangat cukup mengenyangkan.
dan setelah somay ke 4 rasanya sudah tidak se enak itu.
sepertinya penilaian saya sudah mulai objektif di tahap ini.
yang caplokan awal awal tadi tampaknya efek lappar :9 he he!
hmm..somay terenak, bagi saya, masih tetap somay di Imam Bonjol, Bandung.
somay terakhir yang saya makan bersama neng upritt.
sepulang kegiatan Edukasi Kreatif bersama Komunitas Sahabat Kota tempo lalu.
hu hu.
tapi lumayan lah, bisa mengobati kangen somay.
next time saya kemari dan memesan, saya akan memesan 2 somay goreng saja cukup, tampaknya :]
dan
ada cerita seru dari saya dan Si Tanduk Merah di jalan kami pulang.
saat sedang di jalan raya, saya mengambil jalan paling kanan.
karena,
tidak jauh saya harus belok kanan, menyeberang lalu lintas dari arah sebaliknya.
jalanan tidak padat.
agak lengang, bahkan.
sampai,
tiba tiba di jalan yang cukup lengang itu saya mendengar bunyi klakson, dari jarak yang agak jauh tampaknya.
dan dari bunyi klakson nya saya bisa mengenali bahwa itu adalah sebuah mobil.
saya diam tak hirau.
menanti si mobil mendekat dan mendahului laju kami, saya dan Si Tanduk Merah.
b e n a r sodara sodara, M O B I L
saya heran karena sudah lama tidak menemukan perilaku begitu di jogja sini yang terbilang sangat ramah pada pesepeda.
t e r n y a t a
y u n o w w a t ?
mobil nya adalah
j a g u a r
dan yu now wat lagi?
plat nya B aja.
euuugghhh! m a u m a r a h b a n g e t d e h r a s a n y a !
euuuuuggggggggghhhhhhhhhhh, k e s a l
bukan bukan, bukan saya membenci plat B, tapi perilaku plat B di kota lain, hampir bisa di generalisasi begitu. saya heran. ini bukan masalah orang Jakarta atau apa.
bagi saya ini masalah pola pikir mereka yang selalu merasa kehabisan waktu dan tidak ada orang yang lebih penting dari diri mereka sendiri.
dan biasanya ini sindrom nya orang yang naik mobil mahal dan bagus. bersamaan dengan hobi mereka membuang sampah dimana-mana di luar kaca jendela mobilnya.
heran, kerja apa si mereka di Jakarta?
di cuci otak pake sabun apa si di kantor mereka sama bos-bos nya?
tidak, saya tidak menunjuk pada semua warga Jakarta.
saya lahir di Jakarta.
Jakarta adalah tanah kelahiran saya.
dan tanah Jakarta yang menemani saya belajar jalan, lari, sekolah, jatuh kebeset aspal.
bus bus kota dan bajaj Jakarta adalah kawan akrab saya.
s e d i h d e h
lihat kelakuan sebagian orang plat B begini dan membuat orang yang tidak punya ikatan batin apapun dengan Jakarta, dengan seenaknya menuding.
:[
eniwei, sore ini saat saya menulis, rasa kesal nya sudah berkurang kok.
semoga saja dia selamat sampai tempat.
amin.
dan postingan ini akan saya tutup dengan hal yang menyenangkan.
review harga :]
setiap butir nya, somay ataupun tahu, berharga 1100 rupiah saja sodara sodara.
walau harus di goreng dulu, tetap 1100 :]
sekian,
salam kuliner!
saya harus semangat, supaya bisa memberi pengertian banyak orang di kota lain, tidak semua orang jakarta punya kelakuan homo sapiens begitu!
dan makan banyak tentunya, karena pasti membutuhkan banyak energi! :D my fave part. makan.
oia, bagi yang penasaran seperti apa rupa saya saat ini karena tampaknya kegiatan saya di jogja hanya makan dan bergaul dengan matahari, berikut foto terkini saya kemarin malam saat bercengkerama dengan teman teman dan staff senior yang baik-hati-tapi-miring di cafe LIP
voila! kata mereka ini S U P E R!