siang ini saya dan beberapa kolega ViaVia berangkat menyalurkan bantuan untuk pengungsi merapi.
Tujuan kami adalah Salam (muntilan) dan maguwoharjo.
Sebelum kami berangkat ke camp pengungsi, saya dan Dita kebagian tugas belanja ke pasar "bawa-harjo" beringharjo. Kami membeli pakaian dalam, diapers, dan pembalut.
Di pasar itu ternyata ramai sekali orang-orang yang juga berbelanja barang bantuan.
Langsung berputar film di kepala saya, suasana sibuk belakang layar kelompok-kelompok relawan yg mau menyalurkan bantuan,
"daerah A butuh ini, kirim bantuan ini ke daerah A", teriak ketua koordinator sebuah kelompok relawan.
"Kirim bantuaaaaaannn..", sambung kepala tim relawan
terus sambung menyambung sehingga barang-barang "ini" terdistribusi ke daerah A.
NAH,
sore ini sepanjang jalan kami mendistribusikan bantuan,
hujan mengguyur daerah-daerah abu-abu yang kami lewati.
sehingga seolah "membersihkan" daun-daun, dan mobil-mobil yang coklat keabuan.
tampaklah sedikit hijau yang meringankan hati yang meringis.
saya jadi berpikir, dan berputar film di kepala saya,
suasana sibuk belakang layar kelompok-kelompok awan yang mau menyalurkan bantuan,
"daerah A butuh air hujaaaaann, kirim hujan ke daerah A", teriak ketua koordinator sebuah kelompok relawan awan.
"kirim awan penyedot uap air ke kota Jogja, serap air, dan kirim huja ke daerah A!" sambung awan kepala tim relawan.
terus sambung menyambung sehingga hujan terkirim ke daerah A, membersihkan abu yang menyesakan itu.
"Oooh, gara-gara ini toh, Jogja kalau siang hari akhir-akhir ini panas sekali.." batin saya.
No comments:
Post a Comment