Wednesday, December 15, 2010
kembang jakarta
Monday, December 6, 2010
dan cerita pun berlalu
Seperti hal nya:
“sebuah kejahatan terjadi bukan hanya karena adanya niat dari si pelaku, tetapi juga karena adanya kesempatan! Waspadalah! Waspadalah!”
Sebuah pernyataan yang selama ini sangat saya amini.
Ternyata, begitupun sebuah keberhasilan.
Sudah lama saya tidak membagikan cerita-cerita saya pada tulisan, dan cerita pun berlalu.
Pentas Papermoon Puppet Theatre yang membuat saya extend untuk berbulan-bulan lagi setelah masa magang saya di LIP usai, selesai pula.
:]
Senang? Ya, Pastinya. Apalagi kerja keras selama ini membuahkan hasil.
Segala suka, duka, lelah, sedih, tawa, bekas-bekas memar terantuk kayu, kebodohan-kebodohan, debatan-debatan, nada tinggi, dan apapun itu lah, semuanya, terbayar sudah.
Pentas usai.
Tanggal 1, 2, dan 3 desember sudah lewat melerai.
Panggung itu sudah diusung kembali setelah meraja, selama kurang lebih 4 hari.
Para penonton menyuarakan apresiasi,
Para wartawan menuliskan laporan, menuntaskan yang mereka kaji.
Pementasan “Mwathirika” berhasil menyentuh banyak orang.
Alhamdulillah.
Membuat kami merasa apa yang kami kerjakan selama berbulan-bulan dan bukan tanpa pengorbanan ini, tidak sia-sia.
Saya sendiri secara pribadi merasa sangat bersyukur bisa ada di tengah-tengah Mwathirika ini.
Pun merasa sangat berterimakasih, sudah diberi kesempatan yang luar biasa besar ini untuk memainkan karakter Tupu.
Seperti hal nya:
“sebuah kejahatan terjadi bukan hanya karena adanya niat dari si pelaku, tetapi juga karena adanya kesempatan! Waspadalah! Waspadalah!”
Begitupun sebuah keberhasilan.
Terimakasih Papermoon Puppet Theatre,
Terimakasih Mba Ria, Mas Iwan,
Terimakasih teman-teman sesama pemain dan hampir pemain: Umi Wa, Mas Grewo, Beni, Mas Okto, Elga
Terimakasih Tim Produksi: Frau Aniek, Dek Yoyok
Terimakasih pembuat kreasi kostum: Teh Gea
Terimakasih stage manager: Mas Vindra
Terimakasih penata musik: Mas Yennu
Terimakasih penata video dan animasi: Mas Mamad
Terimakasih penata lampu: Mas Banjar, Mas Sugeng
Terimakasih fotografer handal: sejoli Teh Hera dan Mas Indra
Terimakasih adik-adik temannya Dek Yoyok: Wulang Sunu dan temannya
Terimakasih teman-teman yang sudah hadir, menonton dengan ikhlas,
Terimakasih energi yang sudah kalian berikan untuk pementasan ini dan percaya pada kami.
Terimakasih Seterhen Akbar yang menyalakan semangat saya :}
Terimakasih Tupu yang sudah “berbagi” dengan saya selama pementasan ini.
Terimakasih Ibu dan Bapak yang karena doa kalian saya punya kesempatan bertemu pengalaman hebat ini dalam persimpangan jalan hidup saya.
Semoga ke depan, saya akan berkesempatan bertemu pengalaman-pengalaman yang tidak kalah serunya :D tomato yeah!
*Lebih lengkap mengenai Mwathirika
Lebih lengkap tentang Papermoon Puppet Theatre
Lebih lengkap tentang Mba Ria
Saturday, November 6, 2010
perempuangimbal coklat melaporkan (tentang bantuan)
kenapa?
karena..saat kami di Salam, bantuan makanan disana sudah cukup, yang lebih mereka butuhkan adalah kebutuhan perempuan seperti pembalut, BH, dan celana dalam. lalu kebutuhan MCK seperti sabun, odol, tali jemuran, dan ember cuci. dan kebutuhan anak-anak dan balita seperti diapers, susu, makanan bayi, dan baju bayi.
tapi bantuan makanan masih saja datang.
sedangkan mereka sudah mendirikan dapur-dapur umum.
jadi mungkin bahan baku makanan lah yang lebih bermanfaat.
nah,
saat kami di daerah Maguwoharjo (yang dipantengin TV one dan Metro TV serta media televisi lainnya), kami mendatangi Rumah Susun kampus Sanata Dharma yang dijadikan kamp pengungsi juga, bukan ke stadion Maguwoharjo nya.
sama seperti diatas, yang mereka butuhkan lebih ke kebutuhan perempuan, MCK, dan bayi, juga kebutuhan manula, karena para manula ditampungnya di Rumah Susun tersebut.
mereka masih membutuhkan satu kursi roda.
lalu kami berbincang dengan salah satu relawan di Rumah Susun itu yang adalah mahasiswa Sanata Dharma.
"Mba, tadi pagi makanan berlimpah di Stadion Maguwoharjo. enam ribu nasi bungkus terpaksa dibuang karena basi, menganggur, overload.."
oalaah..dengernya hatiku "mak closss", kalo pake logat jawa.
"kok bisa??" tanyaku prihatin dan sedikit sebel dengernya.
"ya gmana mba, kita kan juga ga bisa nolak bantuan, tho?"
nah nah nah,
ini nih..ini..
dan ini juga sekaligus pelajaran berharga untuk saya..
"kita harus berani berkata TIDAK"
ya memang rasanya tidak sopan menolak bantuan, lha wong bantuan, je!
tapi kalo ya sudah cukup, kan lebih baik bilang tidak sama si pemberi bantuan..bukan maksudnya tidak tau berterimakasih, tapi kan mereka yang memberikan bantuan (yang notabene pasti mereka mengantarkan dengan kendaraan dan waktu yang available) lebih punya waktu dan akses untuk mengantarkan bantuan itu ke tempat lain daripada bantuan itu ditampung dengan anggapan "ah nanti kalau berlebih kita kirim beberapa relawan untuk mendistribusikan kelebihan ini". Karena pada praktek nya semua pasti akan sibuk dan akhirnya terabaikan si bantuan berlebih ini..kan jadinya sayang..
ya ampun..dengernya sedih banget..
itu makanan semua lho..
apalagi, diketahui kemudian, di Klaten kekurangan nasi bungkus kira-kira enam ribu buah.
ugh..
harusnya kejadian ini bisa buat pembelajaran.
kalau memang sudah tidak butuh, harus bilang TIDAK. harus tega dan tegas. ya memang terlihat bagai antagonis.
tapi antagonis itu ternyata diperlukan.
kalau tidak begitu tidak akan ada protagonis nantinya.
dalam hal ini "protagonis" nya adalah para pemberi bantuan yang nantinya akan memberikan bantuan tepat sasaran pada orang-orang yang lebih membutuhkan.
kembali pada prinsip yang sangat sering saya bahas.
selalu ada dua sisi.
Rwa Bhinewdha, kata bahasa Bali.
betapa ya, kearifan lokal memang terbukti lebih "bunyi" daripada paham apapun yang bisa diaplikasikan pada bangsa dan negeri ini.
karena bangsa ini bangsa unik.
negara kepulauan terbesar di dunia.
bukan sistem adaptasi negara luar yang kita butuhkan.
bukan hukum keagamaan tertentu yang diaplikasikan negara lain juga yang kita butuhkan.
bukan BELAJAR ETIKA KE YUNANI yang kita butuhkan, hei kalian, wahai DEWAN PERWAKILAN RAKYAT! DEMI TUHAN!
*maaf saya selalu emosi kalau bahas ini..
yak, kembali ngomongin soal bantuan dan pendistribusian nya:
satu hal lagi yang tadi saya dan kawan kawan ViaVia diskusikan (ada Mba Siska, Mba Uji, dan Dita)
para pengungsi ini memang wajib kita tolong, tapi jangan sampai dimanjakan.
para relawan harus dibekali dengan kesadaran ini.
karena, hanya dengan cara ini, kita bisa tetap berdiri netral dan sebisa mungkin menjadi adil.
ini juga terkait pada pendidikan mental.
dibantu harus, dimanjakan jangan.
jika memang memberikan bantuan, biarkan mereka ikut merasakan prosesnya,
sebagai contoh:
+membantu mendirikan dapur umum dan mensuplai bahan mentah serta mengajak dan mengoordinasi para pengungsi untuk ikut memasak dan mendistribusikannya kepada sesama pengungsi di kamp tersebut.
+memberikan bahan mentah dan mengajak mereka ikut menciptakan sistem pendistribusian.
we're not superhero after all, that's why we're social creature. so, act like one we should. that way, we can keep the balancing.
we could be superhuman, with realizing that we have limits and we're not superhero.
there is a big difference between superhero and superhuman.
superhuman came with certain wiseness, creating balancing: the weak will learn to be strong.
superhero came with super power along with super ego which creating laziness in other side: the weak will be dependent and still weak.
perempuangimbal coklat melaporkan
Tujuan kami adalah Salam (muntilan) dan maguwoharjo.
Sebelum kami berangkat ke camp pengungsi, saya dan Dita kebagian tugas belanja ke pasar "bawa-harjo" beringharjo. Kami membeli pakaian dalam, diapers, dan pembalut.
Di pasar itu ternyata ramai sekali orang-orang yang juga berbelanja barang bantuan.
Langsung berputar film di kepala saya, suasana sibuk belakang layar kelompok-kelompok relawan yg mau menyalurkan bantuan,
"daerah A butuh ini, kirim bantuan ini ke daerah A", teriak ketua koordinator sebuah kelompok relawan.
"Kirim bantuaaaaaannn..", sambung kepala tim relawan
terus sambung menyambung sehingga barang-barang "ini" terdistribusi ke daerah A.
NAH,
sore ini sepanjang jalan kami mendistribusikan bantuan,
hujan mengguyur daerah-daerah abu-abu yang kami lewati.
sehingga seolah "membersihkan" daun-daun, dan mobil-mobil yang coklat keabuan.
tampaklah sedikit hijau yang meringankan hati yang meringis.
saya jadi berpikir, dan berputar film di kepala saya,
suasana sibuk belakang layar kelompok-kelompok awan yang mau menyalurkan bantuan,
"daerah A butuh air hujaaaaann, kirim hujan ke daerah A", teriak ketua koordinator sebuah kelompok relawan awan.
"kirim awan penyedot uap air ke kota Jogja, serap air, dan kirim huja ke daerah A!" sambung awan kepala tim relawan.
terus sambung menyambung sehingga hujan terkirim ke daerah A, membersihkan abu yang menyesakan itu.
"Oooh, gara-gara ini toh, Jogja kalau siang hari akhir-akhir ini panas sekali.." batin saya.
Friday, November 5, 2010
perempuan coklat yang mengabu
Saturday, October 30, 2010
jogja putih, foto-foto
jogja putih
jogja hujan abu.
Pagi ini jam 6 saya terbangun dan refleks keluar kamar menuju kamar mandi untuk pipis. Dengan mata masih setengah terpejam saya tidak menyadari beberapa kejanggalan kecuali,
"Hm, jogja terara lebih terang dr biasanya pagi ini..tapi agak berkabut..kombinasi yang aneh.."
setelah kemudian keluar dari kamar mandi menuju kamar lagi,saya memandang matahari.
"Cahaya nya terasa agak lembut ya, pagi ini", batin saya.
Eh tunggu tunggu,ada yang jatuh pelan pelan..apa ini? Hujan?
Oh la la, bukan.
Ini abu.
Abu nya mbah merapi.
Bergegas saya mengajak si tanduk merah patroli.
Pasar tujuan pertama kami. Tetap buka ternyata, dengan segala aktivitas mbok mbok nya.
Jogja menjadi putih.
Wajahnya dibedaki,
bagai kabuki.
Subahanallah. Saya tercengang kagum, walau takut juga.
Semua memiliki dua sisi, itu saya semakin yakin.
Seperti kain poleng bali,
seperti dewi uma yang menjelma dewi durga,
seperti alam dan semesta,
seperti manusia.
Lagipula manusia adalah miniatur semesta.
Saturday, October 9, 2010
Thursday, October 7, 2010
namanya Yolanda
Tuesday, October 5, 2010
Friday, October 1, 2010
ingin kembali berbincang denganmu,
Wednesday, August 11, 2010
tembok ke-dua :D
Totto-chan: Sebuah Ulasan
Segera setelah adegan terakhir Totto-chan membuka pintu kereta yang masih berjalan sambil menggendong adik perempuannya yang masih bayi, lal...
-
Cicing = anjing kasar (khahahahaha di bandung kan artinya diem, saya jadi kebayang, “Cicing siah!” berarti bisa berarti “Diem kamu!” atau “a...
-
too much to say leave a silence. what will tomorrow fells like without u, i wonder,, what will a small tiny caterpillar feels without it...