Tuesday, March 10, 2009

BEDEBAH

semalam saya ke banjar lebah.
banjar adalah pusat tempat kegiatan sebuah desa.
desa disini maksudnya kalo di jawa rt rw gitu.
saya kagum, disini, kegiatan gotong royong dan semangat kebersamaan di rukun warga dan rukun tetangganya masih jalan banget.
karang taruna pemuda pun benar-benar jalan.
dan anak muda nya pun berpartisipasi bukan basabasi.
bukan cuma anak muda yang kurang kerjaan yang ikut.
praktis semua anak muda turut peran serta menyumbang karya secara sukarela.
ngayah namanya.
sampai jam 11 malam semuanya berjalan lancar.
prediksi saya harus pulang kosan jalan kaki ternyata salah, karena ada yang mengantar.
amin. selamat dari jalan kaki malam-malam.
sesampainya di kosan yang satu komplek isinya cuma saya seorang itu, saya langsung membuka kamar siap merebahkan diri di kasur.
sampai...
saya melihat sesuatu.
awalnya saya ga berani langsung nengok.
tapi jantung saya benar-benar berdetak kencang sesaat.
saya rasa aliran darah saya juga langsung berdesir melesat sampai tengkuk.
praktis saya bergidik.
pelan-pelan saya intip dengan sudut mata.
mulai tercium bau yang PALING saya benci tapi sudah familiar di hidung saya.
indera penciuman itu langsung memberi perintah ke otak untuk memerintahkan anggota tubuh gerak saya bergerak menjauhi titik sumber malapetaka.
sambil mundur seribu langkah saya langsung menoleh.

dia disana...
nangkring anteng dengan anggunnya.
saya ga bisa lupa.
warnanya yang mengkilap, COKELAT
SUNGUTnya yang panjang bergerak-gerak
SAYAPnya yang kadang bergerak bak paru-paru, kembang kempis
KAKI-KAKI nya yang kurus amit-amit tapi mampu bergerak super cepat dengan kecepatan cahaya,
dan BAU nya yang dahsyat.

langsung terbayang...
anatomi perutnya yang bergaris-garis,
isinya yang berwarna putih yang acapkali lumer saat ia di INJAK,
dan lagi-lagi, BAU nya.

ASTAGHFIRUAALLAHALADZIM!
lutut saya lemas!
keringat dingin saya menetas di pelipis.
kenapa harus sekarang dia mejeng? ga bisa nunggu besok waktu teman satu kosan pulang apah?

refleks saya ke kamar emban kosan, saya ketuk pintunya, saya panggil namanya dengan suara bergetar,
"mbok kolo! mbok kolo! tolong mbok! ada kecoak mbok!"
sia-sia.
saya lupa sesaat, dia bisu dan tuli.

saya putar otak!
jam digital memberi display angka 11 (kurang lebih, saya lupa detail) Waktu Indonesia Bagian Tengah.
saya telfon ibu kosan. *ibu kosan ini masih muda, jadi jangan bayangkan saya membangunkan nenek nenek seperti Ibu Warno selarut itu* *ibu Warno adalah..ahh ya itu lah, yang jelas dia bukan cat woman, perempuan pujaan saya*
sementara itu pintu dan jendela kamar saya buka lebar, dan saya menanti di luar.
percuma dia sudah tidur, telfon sempat diangkat tetapi saran terbaik dengan suara bantal dari dia adalah,
"ambil sapu ijuk tu dah, kan banyak tu disana, terus pukul aja sampe mati"
secara TEORI saya KHATAM!
percayalah praktek tidak sama dengan teori.

saya mengucap terimakasih dan maaf dengan sopan.
"berpikir mita! berpikir mita!"
saya mendorong diri saya memutar otak tanpa melepaskan fokus saya kemana MAKHLUK ITU bergerak.
saya melihatnya.
berjalan cepat ke arah pintu kamar mandi, naik perlahan sambil sesekali berhenti.
berhenti seakan sambil melirik saya.
BEDEBAH!
setelah diam sejenak kembali ia melirik saya dan naik lagi sampai jauh melibihi tinggi kepala saya.
pupus harapan memberanikan diri menggebuk dengan sapu yang sudah saya genggam!
DIA BISA TERBANG!

OH TUHAAAAAAANNN!

saya telfon seorang teman yang sering main ke kosan ini.
saya tau rumahnya di Ubud, 45 menit menyetir motor dengan kecepatan normal dari Denpasar jaraknya.
saya cuma berharap secara ajaib dia sedang berada di Denpasar.
selarut ini?
ya, siapa tau si! coba aja!

percuma.
dia sedang nonton voli di daerah rumahnya.

dia cuma bisa ketawa dan menginjeksikan logika-logika yang GA SATUPUN mempan.
saya tetap lemas.
semakin panik.
airmata saya mulai meleleh.
saya telfon teman kosan yang lain.
entah apa yang saya harapkan, rumahnya di Singaraja, lebih parah jauhnya, 3 jam perjalanan motor kecepatan normal dari Denpasar.
nada sibuk.
sering begini, mungkin dia kehilangan sinyal di Singaraja sana.
saya coba lebih dari enam kali.
beda-beda alasannya ga bisa connect,
tapi tetap sama intinya,
tidak bisa dihubungi.
saya lemas gatau harus apa.

ada teman satu lagi.
kosan nya dekat.
10-15 menit jarak mobil kecepatan normal.
tapi saya tau dia sedang mengerjakan tugas.
deadline.
tapi cuma DIA satu-satunya harapan saya.
choki namanya.
saya memutuskan untuk menelfon.
benar dia sedang mengejar deadline jam 12 malam.
solusi terbaik dari diskusi panjang yang kebanyakan adalah suara saya menenangkan diri saya sendiri dan permintaan maaf berulang-ulang adalah:
1. panggil taksi, ke kosan dia, selesai dia bertugas dia antar saya pulang.
2. menunggu di luar sampai dia selesai bertugas dan menghampiri kosan saya.

saya pilih option 2!
saya GA MAU kehilangan arah pergerakan makhluk itu.
saya GA MAU pergi dan pulang mendapati dia sudah tidak disitu tapi di tengah malam saya menyadari kehadirannya di belakang leher saya di kasur.
amit amit jabang baby!

telfon ditutup supaya dia bisa cepat menyelesaikan tugasnya.
ya, saya tau ini konyol.
saya tau saya merepotkan.
tapi saya benar-benar sendirian dan tidak tau bisa minta tolong siapa lagi.

hening sesaat di luar.
logika saya kembali perlahan.
saya beranikan diri, ambil sapu ijuk.
"JANGAN MAU KALAH! JANGAN NGEREPOTIN ORANG!" saya bertekad dalam hati.
langkah demi langkah saya ambil.
kerudungan kain saya mendekat.
kenapa kerudungan karena saya ga mau IN CASE pukulan saya meleset dia menghindar ke arah selatan, terbang ke arah timur, hinggap dan NYANGKUT di rambut saya!
hiiiii.
dan tibalah kejadian itu,
saat saya sudah mengambil ancang-ancang untuk memukul...
dari bawah pintu kamar mandi,
KELUAR SATU LAGI!

MAKASSSSSSIIIHHHH ya boooooooooo.
refleks saya LARRRII ke belakang.
si nomer dua berjalan cepat dan berenti tiba-tiba menuju arah saya.
saya sudah tidakbisa membendung lebih banyak air mata.
jantung saya memompa darah luar biasa cepatnya,
saya capek,
saya lemas,
saya takut.
sial.

kembali si nomer dua beraksi dan merayap dengan cepatnya ke arah saya.
kembali dengan gaya mundur saya keluar kamar sambil menangis.
terus, terus, terus,
sampai saya menabrak pohon di belakang saya.

saya NYERAH!

si nomer dua keluar kamar saya,
sejenak memperhatikan saya,
dan merayap ke kamar sebelah yang tidak berpenghuni dan masuk lewat bawah pintunya.

saya capek dan ngantuk sebenernya.
saya telfon choki, saya bilang akan saya tunggu dia.
dan saya menunggu di luar.
malam-malam.
sendirian.
gelap.
sepi.

saya tidak takut, fokus saya ada di depan pintu kamar mandi.

sekitar jam 2 dini hari, kalo saya ga salah liat, udah ga bisa konsen, choki yang selalu mengupdate kabar terbaru saya menyatakan posisinya yang sudah meluncur ke arah kosan.
tidak lama dia datang,
melakukan observasi sejenak.
dilanjutkan dengan serah terima sapu ijuk dari saya yang ia tolak kemudian seraya berkata,
"oh, gausah, ini sih pake tangan aja.."

UDA MAU GHHHILA DIA PAKE TANGAN!
dan dengan mudah nya ia menelungkupkan tangannya di atas si nomer satu.
"hap"
diambil, dan DITERBANGKAN keluar.
keputusan yang sangat disayangkan karena seharusnya si nomer satu DI INJAK.

dia masuk kamar mandi dengan maksud mencuci tangan.
dan mendapati si nomer TIGA di lubang saluran pembuangan.
telentang.
sudah mati.
but still, there are THREE of them!
in ONE NIGHT!
one HILARIOUS night!

tidak lama setelah saya menenangkan diri, choki pamit pulang.

saya tidur jam 4.

2 comments:

mati, hilang, dan kehilangan

Hari ini salah satu kawan saya berpulang, setelah sekian bulan, tidak hanya ia tapi juga istri dan anak satu-satunya berjuang melawan sakitn...